SHALAT DALAM BERBAGAI KEADAAN
(DARURAT)
Shalat dalam berbagai keadaan (darurat) di sini dibatasi kepada:
•Shalat dalam keadaan sakit
•Shalat dalam perjalanan (safaris)
•Shalat di atas kendaraan?
A. Shalat dalam keadaan sakit
Shalat fardu lima waktu wajib dikerjakan dalam keadaan apapun apabila memenuhi persyaratan, termasuk orang yang sedang menderita sakit.
Adapun kaifiyat shalat dalam keadaan sakit antara lain seperti sabda Rasulullah SAW :
يُصَلِّى الْمَرِيْضُ قَا ئِـمًا اِنِ
اسْتَطَاعَ فَاِنْ لمَ ْيَسْتَطِعْ صَلَّى قَا
عِـدًا, فَاِ نْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَ نْ يَسْجُدَ أَوْ مَأَ بِرَ أْسِـِه وَجَعَلَ
سُـجُوْدَهُ أَخْـفَضَ مِنْ رُ كُـوْ ِعهِ, فَاِنْ لمَ ْيَسْتَطِعْ أَنْ ُيصَلَّى
قَا عِدًا صَلَّى عَلَى جَنْبِهِ اْلاَ ْيمَنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ, فَاِنْ
لمَ ْيَسْتَطِعْ أَنْ يُصَلَّى عَلَى جَنْبِهِ اْلاَ يْمَنِ صَلَّى مُسْتَلْقِيًا
رِجْلاَهُ مِمَّا يَلِى الْقِبْـلَةَ.( رواه الدارقطنى )
“ Orang sakit itu jika dapat hendaklah bershalat dengan berdiri, jika tak dapat, maka sambil duduk! Kalau tak dapat sujud hendaklah ia member isyarat dengan kepala, dan sujudnya itu hendaklah lebih rendah dari rukunya! Dan kalau tak dapat bershalat dengan duduk, hendaklah ia bershalat dengan berbaring di atas lambung kanan sambil menghadap kiblat; dan kalau masih tak kuasa dengan
baring itu, hendaklah ia bershalat dengan terlentang, sedang
kaki dijuruskan ke arah kiblat”!
( H.R. Daruquthni)
Berdasarkan kepada ayat al Quran dan Hadits di atas timbul istilah Shalat Jama’ dan shalat Qashar
1.Shalat Jama’; artinya melaksanakan dua shalat dalam satu waktu; seperti shalat Dzuhur dan shalat Asar dikerjakan pada waktu Dzuhur, (jama’ taqdim) atau diwaktu shalat Ashar ( jama’ takhir) antara shalat Dzuhur dan Ashar diselingi dengan iqomat.
Contoh: Rombongan mahasiswa AKBID “Aisyiyah Banten hendak studi tour ke Jogyakarta, berangkat dari Serang jam 13.00, Maka sebelum berangkat shalat Dzuhur terlebih dahulu, selesai shalat Dzuhur kemudian melaksanakan shalat Ashar (Jama’ Taqdim)