Valentine dan Nilai Islam
KHUTBAH JUM’AT
إن
الحمد لله ، نحمده ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات
أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له . ومن يضلله فلا هادي له . أشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمداً عبده ورسوله . اللّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
ومن تبعه ووالاه .
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْن
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْن
Kasih sayang sebuah nilai yang
universal, semua orang di dunia menyetujui bahwa kasih sayang adalah nilai yang
agung, semua orang di dunia suka akan hal itu. Sebagai sebuah agama dunia,
Islam sangat menaruh perhatian terhadap kasih sayang itu. Islam memang agama
kasih sayang. “Barangsiapa yang tidak menyayang, tidak akan disayang.”
Barangsiapa tidak menyayangi yang di bumi, maka tidak akan disayangi oleh yang
di langit.”
Mengingat tingginya nilai kasih
sayang dalam pandangan Islam, maka kasih sayang diberikan, dirayakan sepanjang
waktu. Tidak ada waktu khusus untuk saling menyayangi, misalnya tahun kasih
sayang, bulan kasih sayang, atau hari kasih sayang. Kasih sayang dalam Islam
terjadi sepanjang hari, sepanjang kehidupan. Kalau terjadi peristiwa seperti
itu, pasti bukan dari Islam.
Selain itu kasih sayang Islam untuk
seluruh makhluk Allah. Bahkan Rasullah saw melebel orang yang tidak menyayangi
yang kecil dan yang besar (dengan menghormatinya) bukan termasuk umatnya.
Sehingga Islam tidak mengenal kasih sayang hanya untuk orang tertentu saja,
apalagi hanya kepada lawan jenis.
Sementara, hadirin, di tengah-tengah
masyarakat kita-khususnya diperkotaan-telah muncul perayaan hari kasih sayang
yang disebut dengan valentine’s day. Merayakannya dengan menghabiskan hari
dengan orang terkasih, yaitu kekasihnya. Makan malam bersama di tempat yang
romantis, sambil menikmati iringan lagu My Valentine. Saling memberikan kado,
coklat, yang disertai kartu ucapan. Hari itu dianggap hari yang special.
Interior di mall, supermarket atau pusat perbelanjaan di rancang demikian
romantis dipenuhi pernak-pernik berbentuk hati, ada rangkaian bunga indah,
coklat, pita disana-sini, yang kesemuanya didominasi warna pink. Kartu ucapan
sayangpun marak dijual di emperan toko-toko.
Hadirin jama’ah Jum’at yang
dimuliakan Allah,
Perayaan seperti itu jelas bukan dari Islam karena seperti yang
disebutkan diatas, Islam hanya mengenal bahwa kasih sayang itu dilakukan setiap
hari. Lalu darimana perayaan seperti ini? Banyak orang bercerita tentang asal
muasal valentine’s day itu, namun beberapa para ahli mengatakan bahwa asal mula
Valentine itu berkaitan dengan St. Valentine. Ia adalah seorang pria Roma yang
menolak melepaskan agama Kristen yang diyakininya.
Ia meninggal pada 14 Februari 269
Masehi, bertepatan dengan hari yang dipilih sebagai pelaksaan ‘undian cinta’.
Legenda juga mengatakan bahwa St. Valentine sempat meninggalkan ucapan selamat
tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat dengannya. Di akhir
pesan itu, ia menuliskan : “Dari Valentinemu”.
Sementara itu sebuah cerita lain
mengatakan bahwa Saint Valentine adalah seorang pria yang membaktikan hidupnya
untuk melayani Tuhan di sebuah kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Ia
dipenjarakan atas kelancangannya membantah titah sang kaisar. Baru pada tahun
496 Masehi, pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan
bagi Valentine.
Akhirnya secara bertahap 14 Februari
menjadi hari khusus untuk bertukar surat cinta dan St. Valentine menjadi idola
para pecinta. Datangnya tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan
hadiah sederhana, semisal bunga. Sering juga untuk merayakan hari kasih sayang
ini dilakukan acara pertemuan besar atau bahkan permainan bola. Acara
Valentine mulai dirayakan besar-besaran semenjak tahun 1800 dan pada
perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang menguntungkan.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang
dimuliakan Allah,
Nah, ternyata benar, valentine’s day
itu bukan dari Islam, bahkan merayakannya akan menyeret pelakunya kepada
kemusyrikan, sebuah perbuatan yang akan mencederai ketauhidan kepada Allah. Ini
masalah besar dalam Islam.
Masalah besar lainnya adalah
berkurangnya nilai kasih sayang, yang oleh Islam dijunjung tinggi. Terkesan
bahwa kasih sayang itu hanya terbatas hubungan laki-laki dan perempuan, padahal
sejatinya kasih sayang itu lebih luas dari yang dipraktekkan. Bahkan kasih
sayang-yang mulia itu-dipraktekkan dengan perzinahan. Dipraktekkan dengan
pergaulan bebas, terjadi de-sakralisasi seks. Sungguh praktek kasih sayang yang
jauh dari ketinggian Islam.
Selanjutnya valentine’s day akan
memunculkan memunculkan dan membentuk akhlak baru yang mengkhawatirkan,
diantaranya:
Pertama, munculnya akhlak tasyabuh
yaitu akhlak meniru orang lain dengan tanpa mengetahui dan mempertimbangkan sebab
dilakukannya valentine’s day. Dengan meniru praktek berkasih saying yang buruk
akan membuat ketinggian kasih saying Islam akan pudar dan secara perlahan akan
sirna. Untuk itu Rasulullah saw memagari umatnya dengan sebuah hadits:
مَن تَشَبَهَ بِقَومٍ فَهُوَ مِنهُم
رواه
الترمذي
“Barang siapa meniru suatu kaum,
maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” [HR.
Tirmidzi.]
Kedua, dengan meniru orang lain
menunjukkan ketidakberdayaan umat Islam yang pada gilirannya akan meninggalkan
ciri ketinggian nilai-nilai Islam, menanggalkan identitas keislaman. Nantinya
umat Islam berperilaku mengikuti trend yang sedang berkembang di tengah-tengah
masyarakat-yang sekarang ini-dipengaruhi oleh budaya global melalui berbagai
media. Karena dengan mengikuti Valentine bukan saja sekedar pesta untuk
menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan
budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, dansa-dansa, dan
mengumbar nafsu lainnya.
Ketiga, valentine’s day secara tidak
langsung memberi keuntungan kepada pihak kapitalis dan menjadikan umat Islam
sebagai konsumen saja. Mereka yang membuat, memproduksi barang kepentingan
perayaan, sementara pembelinya adalah umat Islam.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang
dirahmati Allah,
Dikala seperti ini, kita pegang saja
kuat-kuat Sabda Nabi Muhammad saw: “katakanlah: aku beriman kepada Allah
kemudian istiqamahlah!” Dengan iman yang menancap di lubuk hati, sampai pada
cinta kepada keimanan dan iman itu menghiasinya, maka akan benci kepada bentuk
kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan sebagai firman Allah di Surat al-Hujurat:
7
وَاعْلَمُوا
أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ
لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي
قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ
أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di
kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan
benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’
kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka
Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,”
Inilah benteng yang kuat untuk
menangkis serangan globalisasi yang kuat sekali menerpa nilai-nilai Islam yang
kita miliki.
Setelah kita menggenggam keimanan
dengan erat, bertahanlah, istiqamahlah, berjalan terus diatas jalan yang lurus.
Jangan lupa pelajari ilmu dan jangan pula pernah jemu. Orang berilmu akan
mengetahui terang di dalam kegelapan, akan mengetahui jalan keluar dalam
kesesatan, akan mengetahui kebenaran diantara kebatilan.
Posting Komentar