Shalat Jama'ah

 KAIFIYAT SHALAT BERJAMA’AH  

             A.  DASAR HUKUM SHALAT BERJAMA’AH

             1. Firman Allah :

وَاَقِيْمُوا الصَّلَواةَ وَاَتُواالزَّكَوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرَّاكِعِيْنَ (البقرة )   “
Dan dirikanlah shalat, bayarkanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku

     (QS. Al-Baqarah : 43)

           
            2. Sabda Nabi SAW.

صَلاَةَ الجْمَا عَةِ تَفْضُلُ صَلاَةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً

“Shalat Jama’ah itu melebihi  keutamaan shalat sendirian , dengan dua puluh tujuh derajat”

      B. KAIFIYAT SHALAT BERJAMA’AH

  1.  Jika ada dua orang atau lebih hendak shalat yang sama,    maka berjama’ahlah

2. Jika ma’mum hanya seorang, maka berdirilah di sebelah kanan imam  (sejajar)

      3. Jika ma’mum lebih dari seorang, maka berdiri di belakang imam

     4. Jika ma’mum banyak, maka luruskanlah dan rapatkan satu sama lain di dalam     shafnya

C. JAMA’AH YANG BERCAMPUR 

  1.Jika jama’ah terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, anak laki-laki dan anak         perempuan, maka shaf terdiri dari; bapak-bapak, anak laki-laki, ibu-ibu dan yang paling belakang anak perempuan.

  2. Laki-laki menjadi imam dari kaum laki-laki dan kaum perempuan. 

   3. Perempuan menjadi imam dari kaum perempuan.tidak untuk kaum laki-laki.

 D.  SHALAT DENGAN  BACAAN JAHR

1.  Ma’mum meperhatikan bacaan imam

2.  Ma’mum tidak membaca sesuatu kecuali surat Fatihah (jika imam sedang membaca ayat al-Quran)

3.  Jika imam telah membaca وَلاَالـضَّالّيْنَ , maka bacalah امِــيْنَ    (amin)

4. Jika imam membaca sami’allahu liman hamidah, maka ucapkan ربنا ولك الحمد (robbana walakal hamdu…..)

5.  Ma’mum jangan sekali kali mendahului imam

E.  BERJAMA’AH MASBUK

Ø Apabila kita mendatangi shalat jama’ah sedangkan imam sudah memulai, maka bertakbirla, lalu

Ø  Ikutilah apa yang sedang imam kerjakan

Ø  Jika imam sedang membaca surat Fatihah dengarkanlah

Ø  Janganlah dihitung raka’at kecuali kita sempat ruku’ bersama imam

Ø  Sempurnakanlah shalat setelah imam bersalam

Ø  Usahakan berjama’ah tidak terputus jika jama’ah masih ada.

Ø  Diperbolehkan (dianjurkan) ma’mum kepada jama’ah yang masbuq